Skip to main content

Ziarah dan doa bersama di makam Munali Patah


Pukul 09.00 wib di sebuah gazebo terbuat dari bambu yang tak lain adalah basecamp sanggar Kabut Malam, berkumpul segenap pengurus Dekesda, Komunitas Kabut Malam dan Pemdes Banjarkemantren.

Berjalan sejenak ke arah timur dari sanggar, sebuah makam penuh dengan pohon kamboja yang tengah berbunga dan bermekaran.


Sebuah makam yang berbeda dari semua yang ada di sana adalah pusara seorang legenda bernama Munali Patah. Makam yang telah direnovasi oleh Pemdes Banjarkemantren sebagai penghargaan kepada Munali Patah, tokoh ludruk dan pencipta tari Remo Munali Patah. Menjadi sebuah kebanggan bagi Desa Banjarkemantren Kec. Buduran Sidoarjo.

Dekesda, Komunitas Kabut Malam Dan Pemdes Banjarkemantren berziarah dan doa bersama berlangsung Jumat (13/9/2024) untuk almarhum Munali Patah dipimpin Modin-Nur Syamsi, berlangsung hikmat.

Ziarah dan doa bersama ini sebagai rangkaian dari Festival Munali Patah 2024 yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu (14/9/2024). Doa bersama ini juga sekaligus sebagai kulonuwun kepada keluarga Munali Patah. Bahwa nama Munali Patah tersematkan menjadi sebuah festival tahunan yang akan memberikan penghargaan kepada para seniman Sidoarjo yang mempunyai dedikasi pada pengembangan seni dan budaya di Sidoarjo.

Sebelumnya pada Senin (9/9/2024) bertempat di Balai Desa Banjarkemantren diadakan sarasehan budaya dengan tema Munali Patah dalam Sorotan Sejarah, Seni dan Budaya di Sidoarjo. Menghadirkan narasumber Uriyati, S.Sn., ahli waris Munali Patah, Dr. Rohmat Djoko Prakosa, dosen STKW dan Aji kelono L, S.Sn., ketua bidang kebudayaan dekesda.[wha]




Comments

Popular posts from this blog

Nyadran Balongdowo, Nasibmu Kini

  sumber : https://radarsidoarjo.jawapos.com Nyadran di Desa Balongdowo terdiri atas 7 tahapan penting sebagai cara mengungkapan rasa syukur. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan. Pada malam sebelum pemberangkatan, warga Balongdowo mempersiapkan keperluan prosesi mulai dari makanan, biasanya mengolah kupang, tumpeng, dan menghias perahu. Tahap kedua adalah tahap pemberangkatan, meliputi iring-iringan tumpeng ke tepi sungai dan berdoa memanjatkan syukur kepada Allah SWT. Setelah acara pembuka, barulah perahu Nyadran memulai perjalanan menuju Desa Sawohan, Dusun Kepetingan. Tahap ketiga yaitu tahap pembuangan seekor ayam. Ketika perjalanan, anak balita yang mengikuti Nyadran diberi seekor ayam hidup untuk dibuang di muara Kalipecabean agar anak balita tidak kesurupan. Tahap keempat, melarung tumpeng di muara Clangap (pertemuan antara sungai Balongdowo, sungai Candi, dan sungai Sidoarjo). Hal ini bertujuan agar para nelayan pencari kupang diberi keselamatan saat melaut. Namun, melarun...

Dekesda dan Umsida dalam Perjalanan Budaya “Ngetung Batih” di Dongko Trenggalek

  “Kami berjalan pelan menyisir pantai selatan, mendaki pegunungan dari Desa Pringapus sampai Kecamatan Dongko, berburu pengetahuan budaya yang mekar manis di setiap unsur perilaku masyarakatnya.” Joko Susilo – Ketua Program Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) juga Dosen Psikologi Budaya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuka kalimat wawancaranya. Ia datang ke Dongko bersama tim riset budaya gabungan Dekesda dan Umsida. Joko menambahkan “Kami juga membawa beberapa mahasiswa pertukaran dari Universitas Adzkia Sumatra Barat dan Universitas Muhammadiyah Sidrap Sulawesi Selatan, tujuan kami adalah supaya mereka mengetahui kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur”. Upacara adat ‘ Ngetung Batih’ digelar di kecamatan Dongko 7 hari 7 malam, tanggal 6 sampai 13 Juli 2024. Tanggal 6 dibuka dengan doa bersama. Tanggal 7 siang digelar Kirab Budaya dilanjutkan penampilan bersama 2700 penari jaranan Turonggo Yakso. Setiap malam berikutnya dilanjut pertunjukan seni yang ada di wilayah ...

1000 Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo

  Sekar Mijil, Sekar Gambuh dan Sekar Pocung Gagrak Sidoarjo berkumandang di pelataran SMP-SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Jl Siwalanpanji, Sidoarjo. Siswa-siswi, para guru pendamping sekaligus paguyuban-paguyuban macapat bersama-sama menembangkannya. Suwarmin M.Sn., yang berprofesi sebagai dosen seni tradisi di STKW Surabaya, dan sebagai pencipta macapat Gagrak Sidoarjo sangat bahagia sekali. Karena semua peserta mampu menembangkannya bersama-sama meskipun belum sesempurna para pesinden. Bertajuk “Seribu Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo” sukses diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024. Mengulang kesuksesan penyelenggaraan tahun 2023 dengan Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat 24 jam. Ini adalah sebuah cita-cita Dewan Kesenian Sidoarjo dan Paguyuban-Paguyuban Macapat Sidoarjo agar macapat juga dikenal oleh generasi-generasi sekarang. “Bahwa materi nembang macapat ini sudah dikenalkan kepada para siswa SMP kelas 7 dan 8,” kata Murlan, S.Sn., selaku ketua panitia pe...