REMBUK BUDAYA SIDOARJO EPISODE VI; Penguatan Budaya Nusantara Guna Menghadapi Perang Asimetris dalam Rangka Mendukung Pertahanan Semesta
“Wong Jawa, aja ilang Jawane”.
Sebuah ungkapan yang
sering kita dengar di masyarakat. Kalimat tersebut seolah memberi peringatan
pada kita bahwa jangan pernah kehilangan jati diri sebagai orang Jawa di mana pun
berada.
Ini juga yang menjadi
salah satu alasan dipilihnya tema ‘Penguatan Budaya Nusantara Guna Menghadapi
Perang Asimetris dalam Rangka Mendukung Pertahanan Semesta’ dalam Rembuk Budaya
Sidoarjo episode 6, Kamis, 20 Juni 2024.
Bertempat di Kinanthi
Coffe Perum TNI Al Graha Samudra Asri blok B6 no 5 Kramat Jegu, Taman Sidoarjo,
yang juga basecamp Paguyuban Macapat Kinanthi. Menghadirkan narasumber terdiri
dari TP Piknik (sejarawan), Sugeng Adipitoyo (budayawan), dan Mr Jack (bela
negara). Rembuk budaya dipandu moderator Ki Effendy.
Menurut Kolonel Ari Krisdiyanto,
selaku owner Kinanthi, di Indonesia ini telah terjadi distorsi kebudayaan
sehingga perlu ada penguatan dari masyarakat itu sendiri. Mempertahankan dan
melestarikan budaya nenek moyang.
Beliau sejak lama menaruh
perhatian terhadap kuliner masa kuno. Kuliner hasil dari kajian naskah kuno
berupa babad dan kitab serta prasasti, lantas diracik menjadi masakan. Ada
berbagai macam tumpeng yang disajikan, terdiri dari Bancakan, Kapuranto,
Urubing Damar, Duplak, dan Ropoh.
Sementara Mr. Jack (Bela
Negara) mengutarakan perlu adanya bela negara dalam diri kita, bisa dimulai
dari lingkup keluarga dan mengenalkan sejak dini terhadap anak-anak.
“Kita harus melihat dari
dua sisi tentang distorsi kebudayaan ini. Karena sudah sejak 150 tahun lalu
pandangan tentang ini terjadi. Salah satunya jangka Jayabaya,” kata Sugeng
Pitoyo Dosen Unesa dan juga seorang budayawan.
Rembuk Budaya kali ini
terasa gayeng dan santai dengan urun rembug dari berbagai pihak yang turut membuka
cakrawala kebudayaan kita. Serta sajian nasi pecel yang menggugah selera.
Hadir pula para pemuda-pemuda
pemerhati budaya, pegiat budaya, pelestari budaya serta paguyuban-paguyuban
kebudayaan Sidoarjo.
Tembang kinanthi menjadi
selingan dan menambah sahdu suasana rembuk budaya.
Acara ditutup dengan foto bersama dan harapan, semoga rembuk budaya ini membawa dampak yang positif kepada kebudayaan di Sidoarjo dan Indonesia. [wha]
Comments
Post a Comment