Skip to main content

PEMBUKAAN PAMERAN SENI RUPA 2 PERSPEKTIF


 

2 Juni 2024 bertempat di Dekesda Art Center jl. Erlangga 67 Sidoarjo, Pameran Seni Rupa “2 Perspektif” untuk memperingati bulan Bung Karno secara resmi dibuka oleh Anom Surahno, SH., M.Si.-Assessor SDM Aparatur Ahli Utama Pemprov Jawa Timur.

“Bahwa negara harus hadir di tengah-tengah seniman,” kata Pak Anom begitu beliau biasa dipanggil, setelah menceritakan sekelumit tentang Marhaen seorang petani yang menggarap sawah dan hasilnya hanya cukup untuk keluarga.

Pak Anom adalah sahabat lama dari Sentot Usdek sekaligus mengoleksi karya Desemba Sagita di ruang kerjanya.  “Selamat dan sukses Pameran Seni Rupa 2 Perspektif. Selamat dan sukses untuk Mas Sentot Usdek dan Cak Desemba Sagita,” pungkasnya.

Turut hadir Asisten II Bapak Drs. Muh. Mahmud, SH dalam hal ini mewakili Plt Bupati Sidoarjo H. Subandi SH yang berhalangan hadir.

“Semoga ke depan, Sidoarjo semakin banyak kegiatan-kegiatan seni budaya seperti saat ini. Kami sangat mendukung sekali kegiatan seni budaya yang diadakan Dekesda dan para seniman,” kata Pak Mahmud saat memberi sambutan.

Selaku Ketua Umum Dewan Kesenian Sidoarjo, Ribut Wijoto mengatakan, “Kami sangat berterima kasih sekali kepada Pak Sentot Usdek dan Pak Desemba Sagita yang sudah memilih Dewan Kesenian Sidoarjo sebagai tempat berpameran 2 Perspektif. Kami juga berterima kasih kepada Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), GMNI Sidoarjo, Pemuda Pancasila (PP) Sidoarjo, Bait Kata, Paguyuban Jenggala Manik, Mitranda Sound System dan semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Pameran Seni Rupa 2 perspektif ini.”

“Seni rupa bukan sekadar goresan cat di atas kanvas tapi sarat makna,” jelas Ribut Wijoto.

Rangkaian acara dibuka dengan pembacaan puisi dan tari jejer jaran dawuk dari Sanggar Lintang Kencana. Panggung Dardanella Dekesda menjadi saksi gelaran seni ini.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan pita dan membuka pintu ruang Munali Patah tempat lukisan berjajar di dinding.

Desemba Sagita pun memaparkan tentang ide-ide yang tertuang di lukisannya yang terlihat nyeleneh. Membuat orang pasti berpikir tentang apa yang coba disuarakan sang perupa. Tampilan simbol-simbol dan warna yang berani.

Sedangkan karya Sentot Usdek lebih dominan lukisan Sang Proklamator Ir. Sukarno dengan berbagai ekspresi. Sebuah kritik kepeda pemerintah lewat wajah Sukarno yang menangisi bangsa ini.(wha)




















Comments

Popular posts from this blog

Nyadran Balongdowo, Nasibmu Kini

  sumber : https://radarsidoarjo.jawapos.com Nyadran di Desa Balongdowo terdiri atas 7 tahapan penting sebagai cara mengungkapan rasa syukur. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan. Pada malam sebelum pemberangkatan, warga Balongdowo mempersiapkan keperluan prosesi mulai dari makanan, biasanya mengolah kupang, tumpeng, dan menghias perahu. Tahap kedua adalah tahap pemberangkatan, meliputi iring-iringan tumpeng ke tepi sungai dan berdoa memanjatkan syukur kepada Allah SWT. Setelah acara pembuka, barulah perahu Nyadran memulai perjalanan menuju Desa Sawohan, Dusun Kepetingan. Tahap ketiga yaitu tahap pembuangan seekor ayam. Ketika perjalanan, anak balita yang mengikuti Nyadran diberi seekor ayam hidup untuk dibuang di muara Kalipecabean agar anak balita tidak kesurupan. Tahap keempat, melarung tumpeng di muara Clangap (pertemuan antara sungai Balongdowo, sungai Candi, dan sungai Sidoarjo). Hal ini bertujuan agar para nelayan pencari kupang diberi keselamatan saat melaut. Namun, melarun...

Dekesda dan Umsida dalam Perjalanan Budaya “Ngetung Batih” di Dongko Trenggalek

  “Kami berjalan pelan menyisir pantai selatan, mendaki pegunungan dari Desa Pringapus sampai Kecamatan Dongko, berburu pengetahuan budaya yang mekar manis di setiap unsur perilaku masyarakatnya.” Joko Susilo – Ketua Program Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) juga Dosen Psikologi Budaya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuka kalimat wawancaranya. Ia datang ke Dongko bersama tim riset budaya gabungan Dekesda dan Umsida. Joko menambahkan “Kami juga membawa beberapa mahasiswa pertukaran dari Universitas Adzkia Sumatra Barat dan Universitas Muhammadiyah Sidrap Sulawesi Selatan, tujuan kami adalah supaya mereka mengetahui kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur”. Upacara adat ‘ Ngetung Batih’ digelar di kecamatan Dongko 7 hari 7 malam, tanggal 6 sampai 13 Juli 2024. Tanggal 6 dibuka dengan doa bersama. Tanggal 7 siang digelar Kirab Budaya dilanjutkan penampilan bersama 2700 penari jaranan Turonggo Yakso. Setiap malam berikutnya dilanjut pertunjukan seni yang ada di wilayah ...

1000 Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo

  Sekar Mijil, Sekar Gambuh dan Sekar Pocung Gagrak Sidoarjo berkumandang di pelataran SMP-SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Jl Siwalanpanji, Sidoarjo. Siswa-siswi, para guru pendamping sekaligus paguyuban-paguyuban macapat bersama-sama menembangkannya. Suwarmin M.Sn., yang berprofesi sebagai dosen seni tradisi di STKW Surabaya, dan sebagai pencipta macapat Gagrak Sidoarjo sangat bahagia sekali. Karena semua peserta mampu menembangkannya bersama-sama meskipun belum sesempurna para pesinden. Bertajuk “Seribu Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo” sukses diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024. Mengulang kesuksesan penyelenggaraan tahun 2023 dengan Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat 24 jam. Ini adalah sebuah cita-cita Dewan Kesenian Sidoarjo dan Paguyuban-Paguyuban Macapat Sidoarjo agar macapat juga dikenal oleh generasi-generasi sekarang. “Bahwa materi nembang macapat ini sudah dikenalkan kepada para siswa SMP kelas 7 dan 8,” kata Murlan, S.Sn., selaku ketua panitia pe...