Skip to main content

Rembuk Budaya Sidoarjo episode V; Komunikasi Budaya Sidoarjo dalam Perspektif Holistik

 


Selalu ada hal menarik dalam penyelenggaraan Rembuk Budaya Sidoarjo yang diprakarsai oleh Bidang Kebudayaan Dewan Kesenian Sidoarjo.

Bertempat di Rumah Budaya dan Sejarah S. Karno Desa Wunut, Porong, Sidoarjo, menghadirkan Kadisporapar Sidoarjo sebagai narasumber kali ini. Di sela kesibukannya, Bapak Yudhi Iriyanto Ssos MSi, berusaha menyempatkan hadir. “Sebenarnya saya hari ini ada acara di beberapa tempat, tapi saya wakilkan. Saya harus hadir di rembuk budaya ini,” kata Pak Yudhi, begitu beliau biasa dipanggil.

Sungguh menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Dekesda dan teman-teman seniman Sidoarjo yang turut hadir. Karena bisa menyampaikan uneg-uneg tentang seni budaya Sidoarjo sekaligus gagasan-gagasan untuk pariwisata di Sidoarjo.

“Kami juga berharap bahwa di Bandara Juanda ada tayangan tentang destinasi yang potensial Sidoarjo. Harapannya Sidoarjo tidak hanya sebagai tempat lewat tapi juga menjadi pilihan untuk kunjungan wisata,” lanjut Pak Yudhi. “Kita juga ingin ada pengembangan wisata heritage. Seperti pabrik gula Tulangan. Karena Sidoarjo ini banyak sekali pabrik gula dan itu bisa menjadi sebuah kebanggan sendiri dengan adanya wisata heritage.”

Hal ini tentu tidak bisa berjalan sendiri. Membutuhkan komunikasi-komunikasi serta dukungan dari berbagai pihak. Dekesda sebagai wadah para seniman tentu punya peran penting dalam mewujudkan Sidoarjo sebagai kota budaya.

“Kita ini seperti ketinggalan dengan kota-kota lain tentang kebudayaan ini. Kita juga ingin Sidoarjo punya kebanggaan seperti halnya kota Jember atau kota–kota lain,” kata Pak Yudhi.

Acara yang dibuka dengan santi puji oleh Mbah Khasan, Berlangsung hari Minggu tanggal 19 Mei 2024, pukul 10.00-13.00 WIB. Rembuk Budaya kali ini dengan judul Komunikasi Budaya Sidoarjo dalam Perspektif Holistik.

Dilanjutkan tampilan tari dari Sembrani Art pimpinan Mas Pangayom yang juga Ketua Komite Seni Tari Dekesda, yaitu tari Patrol Jenggala dan Medang Kahuripan.

Turut hadit pula Bapak Drs. Muh. Mahmud, SH., asisten II Sekretaris Daerah yang mewakili Ibu Dr. Fenny Apridawati, S.KM, M.KES., yang berhalangan hadir.

Acara ditutup dengan makan siang bersama dengan sajian kuliner khas Sidoarjo, Lontong Kupang. (wha)





















Comments

Popular posts from this blog

Nyadran Balongdowo, Nasibmu Kini

  sumber : https://radarsidoarjo.jawapos.com Nyadran di Desa Balongdowo terdiri atas 7 tahapan penting sebagai cara mengungkapan rasa syukur. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan. Pada malam sebelum pemberangkatan, warga Balongdowo mempersiapkan keperluan prosesi mulai dari makanan, biasanya mengolah kupang, tumpeng, dan menghias perahu. Tahap kedua adalah tahap pemberangkatan, meliputi iring-iringan tumpeng ke tepi sungai dan berdoa memanjatkan syukur kepada Allah SWT. Setelah acara pembuka, barulah perahu Nyadran memulai perjalanan menuju Desa Sawohan, Dusun Kepetingan. Tahap ketiga yaitu tahap pembuangan seekor ayam. Ketika perjalanan, anak balita yang mengikuti Nyadran diberi seekor ayam hidup untuk dibuang di muara Kalipecabean agar anak balita tidak kesurupan. Tahap keempat, melarung tumpeng di muara Clangap (pertemuan antara sungai Balongdowo, sungai Candi, dan sungai Sidoarjo). Hal ini bertujuan agar para nelayan pencari kupang diberi keselamatan saat melaut. Namun, melarun...

Dekesda dan Umsida dalam Perjalanan Budaya “Ngetung Batih” di Dongko Trenggalek

  “Kami berjalan pelan menyisir pantai selatan, mendaki pegunungan dari Desa Pringapus sampai Kecamatan Dongko, berburu pengetahuan budaya yang mekar manis di setiap unsur perilaku masyarakatnya.” Joko Susilo – Ketua Program Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) juga Dosen Psikologi Budaya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuka kalimat wawancaranya. Ia datang ke Dongko bersama tim riset budaya gabungan Dekesda dan Umsida. Joko menambahkan “Kami juga membawa beberapa mahasiswa pertukaran dari Universitas Adzkia Sumatra Barat dan Universitas Muhammadiyah Sidrap Sulawesi Selatan, tujuan kami adalah supaya mereka mengetahui kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur”. Upacara adat ‘ Ngetung Batih’ digelar di kecamatan Dongko 7 hari 7 malam, tanggal 6 sampai 13 Juli 2024. Tanggal 6 dibuka dengan doa bersama. Tanggal 7 siang digelar Kirab Budaya dilanjutkan penampilan bersama 2700 penari jaranan Turonggo Yakso. Setiap malam berikutnya dilanjut pertunjukan seni yang ada di wilayah ...

1000 Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo

  Sekar Mijil, Sekar Gambuh dan Sekar Pocung Gagrak Sidoarjo berkumandang di pelataran SMP-SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Jl Siwalanpanji, Sidoarjo. Siswa-siswi, para guru pendamping sekaligus paguyuban-paguyuban macapat bersama-sama menembangkannya. Suwarmin M.Sn., yang berprofesi sebagai dosen seni tradisi di STKW Surabaya, dan sebagai pencipta macapat Gagrak Sidoarjo sangat bahagia sekali. Karena semua peserta mampu menembangkannya bersama-sama meskipun belum sesempurna para pesinden. Bertajuk “Seribu Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo” sukses diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024. Mengulang kesuksesan penyelenggaraan tahun 2023 dengan Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat 24 jam. Ini adalah sebuah cita-cita Dewan Kesenian Sidoarjo dan Paguyuban-Paguyuban Macapat Sidoarjo agar macapat juga dikenal oleh generasi-generasi sekarang. “Bahwa materi nembang macapat ini sudah dikenalkan kepada para siswa SMP kelas 7 dan 8,” kata Murlan, S.Sn., selaku ketua panitia pe...