Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2024

Rembuk Budaya Sidoarjo; Daya Budaya Sidoarjo antara Peluang dan Tantangan

          Selintas dari arah jalan raya, Dekesda Art Center tak terlihat aktifitas yang melibatkan banyak orang. Namun, jika kita masuk ke area Dekesda Art Center, berjajar sepeda motor dan mobil terparkir memenuhi pelataran. Berbagai komunitas pemuda dan peguyuban-paguyuban seni budaya berkumpul di aula Dekesda. Tua muda duduk bersama mengikuti acara ‘Rembuk Budaya Sidoarjo’. Daya Budaya Sidoarjo antara Peluang dan Tantangan menjadi tajuk Rembuk Budaya perdana ini. Menghadirkan narasumber Dr. Autar Abdillah, S.Sn.,M.Si.-Dewan Pakar Dewan Kesenian Sidoarjo dan AFrizal Malna- seorang sastrawan juga penyair. Acara dibuka dengan penampilan dari Paguyuban Kinanthi, membawakan Macapat Babad Sidoarjo. Pemaparan dari narasumber memantik para pegiat seni budaya turut berkomentar dan berwacana. Berbagai uneg-uneg yang selama ini terpendam disampaikan. Untuk satu tujuan bahwa Sidoarjo bisa dan mau menjadi kota budaya. Berbagai pendapat tentang Sidoarjo sen...

Dangdut dan Budaya Massa di Sidoarjo

Dangdut, salah satu jenis atau genre musik yang populer dalam perkembangannya hingga saat ini. Jika melihat dari satu sudut pandang, maka cenderung pada penilaian yang “low impact on quality” atau secara lugas dapat diartikan bahwa musik dangdut berdampak rendah dalam kualitasnya. Maksudnya adalah bahwa musik dangdut ini dipandang sebagai musik yang rendah kualitas dan tidak terlalu membawa dampak yang positif. Belum lagi jika ada tendensi tertentu dalam sentimentil penilaian tersebut. Sebab, tendensi sentimentil penilaian itu bukan lagi secara objektif mengarah pada musiknya, namun sangat subjektif pada manusianya ; talent, manajemen, kelompok dan organisasi. Dangdut pada awal perkembangannya merupakan jenis musik yang berkualitas, baik itu dari music form-nya dan juga penggunaan lirik-lirik lagunya. Namun dalam perjalanan proses dan perkembangannya kira-kira salam masa 20 tahun terakhir, musik dangdut terpaksa masuk dalam popularitas eksploitasi manusianya, yakni penyanyi dangdut. Bu...

Dekesda Berharap Pemkab Sidoarjo Tampilkan Wayang Porong

  Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menampilkan pertunjukan wayang Porong. Pertunjukan dalam rangkaian Hari Jadi Sidoarjo yang ke-165. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Dekesda Ribut Wijoto, Selasa (2 Januari 2024). Ribut menilai wayang Porong merupakan harta karun seni budaya Sidoarjo. "Wayang Porong menempati posisi terhormat dalam jagad wayang Jawa Timur atau lebih dikenal sebagai wayang Jekdong. Wujudnya jauh berbeda dengan wayang Jawa Tengah atau Mataraman," kata Ribut Wijoto. Perbedaan yang termaktub dalam cara ekspresi sinden, irama musik, serta susunan acara. "Wayang Porong bernuansa lebih dinamis dibanding wayang Mataraman. Sebab ritme musiknya diatur oleh permainan kendang. Jika wayang Mataraman menyukai warna hitam, wayang Porong dominan merah. Aspek mistisnya berbeda," papar Ribut Wijoto. Mengapa bisa berbeda? Ribut menduga perbedaan itu terjadi karena karakter wayang terbentuk dari kearifan lokal. ...