Acara diawali dengan santi puji oleh Ibu Tuminah. Melantunkan tembang megatruh. Sebagai puja puji kepada sang Maha Pencipta. Peserta dengan penuh khidmat menyimak apa yang dilantunkan.
Aroma dupa yang
dibakar mengiringi puja puji pada Ilahi. Bertempat di sebuah tanah lapang dan
persiapan venue acara pun membuat malam
semakin mendukung suasana saat itu.
Winarto selaku
ketua paguyuban macapat Sekar Kawedhar mengatakan, "Macapatan sekaligus
selamatan kali ini adalah dimaksudkan agar acara Festival Bandeng Asap
berlangsung lancar dan sukses. Ini sebagai bentuk kulonuwun atau meminta izin kepada sang bahurekso Desa Damarsi."
Dekesda
bekerjasama dengan Pemdes Damarsi dalam penyelenggaraan Festival Bandeng Asap
kali ini dimaksudkan agar Sidoarjo menpunyai ciri khas Festival yang tidak
dipunyai oleh kota lain. Sidoarjo yang dikenal dengan simbol udang bandeng ini
agar dikenal tidak hanya sebagai kota lumpur. Namun, ada potensi lain yang bisa
dijadikan unggulan sebuah kota.
Menurut Ribut Wijoto,
Ketua Umum Dekesda, acara kali ini bukan hanya Dekesda sebagai instansi yang
terlibat tapi Pemdes Damarsi juga para pemuda yang tergabung dalam karang
taruna juga ikut terlibat. Sekaligus memberdayakan UMKM masyarakat setempat.
Jadi ada nilai ekonomi bagi warga sekitar.
Bahwa Dekesda
hadir dan bersinergi dengan masyarakat.
Acara yang
dihadiri oleh Pak Modin sebagai perwakilan dari Desa Damarsi dan pemuda karang
taruna ini diajak nembang dhandhanggula (ngemot suraosipun surat Al Fatihah)
atau tembang yang berisi tentang surat Al Fatihah.
Sebuah tumbeng diarak mengelilingi lokasi
penyelenggaraan Festival Bandeng Asap. Diakhiri pemotongan tumpeng oleh Pak
Bambang Ketua Ma capat
Jenggala Manik dan diserahkan kepada Ribut wijoto, Ketua Umum Dekesda. (WHa)
Comments
Post a Comment