Skip to main content

Posts

Lima Bulan Mahasiswa Kazakhstan Rutin Latihan Karawitan di Dekesda

  Sejak pengabdian masyarakat dosen Umsida yang didanai BIMA-Kemdiktisaintek memberikan perangkat gamelan di Dekesda, giat latihan karawitan di sana sangat marak, bahkan mendunia. Mahasiswa-mahasiswa dari Kazakhtan pun ikut latihan karawitan di sana. Mereka adalah mahasiswa dari A.K. Kussayinov Eurasian Humanities Institute Kazakhstan yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo). Talshyin, Aru, Gulim, dan Akniyet, empat mahasiswi dari Kazakhstan ini mulai latihan sejak bulan Maret lalu. Kini berlanjut latihan rutin bersama Paguyuban Karawitan Sri Kahuripan tiap hari Senin, malam. Gulim, salah satu mahasiswi Kazakhstan mengatakan bahwa, “Saya tahu ada karawitan di Dekesda melalui informasi dari dosen Umsida, Dr. Vidya Mandarani, lalu kami cek di instagram dan website, sepertinya menarik, lalu kami datang ke Dekesda berlatih karawitan." Sementara temannya Akniyet mengatakan, “Ternyata asik belajar karawitan, sekali kami belaja...
Recent posts

Tari Lenggang: Perjalanan Migrasi dan Inovasi Kesenian Tradisional dari Surabaya ke Sidoarjo

  Tari Lenggang merupakan salah satu bentuk seni tari yang berasal dari Surabaya, yang dalam perjalanannya mengalami migrasi dan adaptasi di berbagai wilayah, termasuk di Sidoarjo. Tarian ini dikenal dengan gerakan yang lincah dan anggun, serta mengandung makna yang mencerminkan kehidupan masyarakat Jawa yang dinamis. Tari Lenggang bukan sekadar bentuk hiburan, melainkan juga sebuah representasi budaya yang memiliki nilai estetika dan simbolis yang penting dalam menggambarkan keindahan kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari identitas budaya Surabaya, keberadaan Tari Lenggang yang kemudian menyebar ke Sidoarjo mencerminkan fenomena migrasi budaya yang dapat memberi dampak pada pelestarian dan transformasi budaya lokal. Tari Lenggang pertama kali muncul di Surabaya sebagai bagian dari tradisi kesenian rakyat yang berkembang pesat di kota tersebut. Dalam konteks budaya Surabaya, Tari Lenggang menggambarkan gerakan yang tidak hanya anggun dan elegan, tetapi juga memiliki dinamika...

PERTANYAAN-PERTANYAAN MENGENAI THE SUKUDALU: LAHIRNYA OTENTISITAS BAND URBAN

  Lahirnya sebuah band tentu akan selalu mengalami lika-liku terhadap dinamika perjalanan yang ditempuhnya. Tidak terkecuali band jalanan yang kemudian tumbuh dan berkembang pesat dalam setiap prosesnya. Apalagi dengan pembawaan karya yang memiliki ciri khas   tersendiri dalam penampilannya. Dengan demikian orang menyebutnya sebagai   Mbahe Band  Sidoarjo atau mungkin sebuah band yang melampaui zamannya. [Album The Sukudalu oleh Black Dog Record Maximum SKA Tahun 2023] Hal ini tentu pertama kali bagi saya ketika berjumpa dengan band The Sukudalu. Yang bisa diartikan dari bahasa Jawa “SUKU” (kaki) “ DALU “ (malam). Maka,  “SUKUDALU” dapat diartikan sebagai kaki malam. Masing-masing album lagu yang telah rilis, antara lain seperti halnya lagu berjudul Somewhere Down The Line,  Beside Me, Aku Cinta Kamu, Walking on The Rainbow, Do What You Wanna Do, We Are The Sukudalu dan yang terakhir Fly Me . Selain itu, The Sukudalu telah mengarungi tiap-tiap kota di pu...

REFRESH: ISTIRAHAT DARI PERJALANAN MEMPERTANYAKAN DIRI

  “I am not what happened to me, I am what I choose to become.” – Carl Gustav Jung –   Pada 27 Oktober lalu, saya diundang rekan-rekan sesama hamba kebudayaan yang tergabung dalam Simocoyo Space untuk membicarakan karya Budi Darma, Orang-Orang Bloomington. Meski sudah dua kali diterbitkan , baik oleh Sinar Harapan pada 1980 dan Metafor Intermedia pada 2004, saya baru membelinya ketika diterbitkan untuk ketiga kalinya oleh Noura, lini penerbit fiksi dari grup Mizan pada 2016. Baik Orang-Orang Bloomington maupun Budi Darma, keduanya adalah nama penting. Setiap orang yang hendak mempelajari sastra Indonesia m e sti memasukkan nama keduanya dalam daftar bacaan wajib. Namun, sebagai pembaca awam, keduanya bukanlah favorit saya. Gaya penulisan Budi Darma yang minim dialog mungkin menarik. Kemampuannya menggantung cerita juga diakui sebagai teknik yang tidak semua penulis kuasai. Sayangnya, saya setuju dengan testimoni Penguin Classic yang tertera di halam an keempat sebel...

Menilik Linkar, Tiga Kesan dan Sebuah Percikan: (Catatan Kecil Mengunjungi Pameran Tunggal Dwi Duest Bertajuk Linkar)

  Mengunjungi pameran seni rupa adalah salah bentuk upaya rehat dari rutinitas yang membelenggu. Sama halnya dengan berjalan-jalan ke toko buku, mengelilingi rak demi rak, membaca sampul demi sampul, menghidu bau buku atau bervakansi ke tempat-tempat wisata, berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi adalah aktivitas yang menyenangkan. Di sini kita bisa sepakat satu hal, bahwa kesenian dapat membangkitkan gairah hidup seseorang. Ada semacam konsepsi umum ketika membaca filsafat estetika bahwa keindahan suatu karya seni tidak bertumpu pada objek, melainkan perasaan, kesan, dan pengalaman ketika subjek hadir dan bersentuhan secara langsung dengan karya seni. Respon yang timbul inilah memiliki pengaruh kuat pada kejiwaan manusia berdasarkan pada daya tarik yang dihasilkan dari sebuah karya seni. Di kutub lain memilih untuk berseberangan, mereka beranggapan bahwa karya seni bisa dinikmati berdasarkan penilaian subjektif. Karya seni tidak memberikan pengaruh apapun, ia hanya benda ...